Selainitu, penambahan tepung serat koro pedang akan berpengaruh terhadap meningkatnya kandungan serat biskuit. Kadar serat biskuit menurut SNI 29732011 adalah maksimum sebesar 0,5. Bahan pangan dengan kandungan serat kasar yang tinggi memiliki kandungan kalori, kadar gula, dan lemak yang

Print Fathimah Azzahro*, Mardiyati, Steven, dan R. Reza Rizkiansyah 1Teknik Material, Fakultas Teknik Mesin dan Dirgantara, Institut Teknologi Bandung, Jalan Ganesha 10, Bandung *E-mail This email address is being protected from spambots. You need JavaScript enabled to view it. DOWNLOAD PDF ABSTRAK Hingga saat ini, kapas masih menjadi bahan baku utama dalam proses pembuatan benang untuk memenuhi kebutuhan industri tekstil Indonesia. Sebagian besar kebutuhan akan serat kapas dipenuhi dari impor luar negeri dan kurang dari 4% dipenuhi oleh produksi kapas dalam negeri. Tanaman jagung Zea mays adalah salah satu hasil pertanian utama yang dihasilkan Indonesia. Berdasarkan data BPS, kecenderungan perkembangan produksi jagung dari tahun 2010-2013 mengalami kenaikan sehingga limbah kulit jagung yang dihasilkan juga meningkat. Hingga saat ini limbah kulit jagung masih belum dimanfaatkan dengan optimal. Sementara itu kulit jagung mengandung serat selulosa yang cukup tinggi dan berpotensi untuk dikembangkan menjadi salah satu alternatif bahan baku serat selulosa dalam pembuatan benang pada industri tekstil Indonesia. Pada penelitian ini telah dilakukan ekstraksi serat selulosa dari kulit jagung dengan perlakuan basa menggunakan Natrium hidroksida NaOH dengan variasi konsentrasi 1, 3 dan 5 % berat pada temperatur ±90 °C. Hasil Fourier Transform Infrared FTIR menunjukkan bahwa secara kualitatif kandungan lignin serat kulit jagung setelah proses alkalisasi mengalami penurunan. Kekuatan tarik maksimum serta aspek rasio maksimum serat selulosa kulit jagung diperoleh dari perlakuan dengan NaOH 5% berat dengan waktu 3 jam, yakni 118 MPa dan 481. Kata Kunci FTIR, jagung, kekuatan tarik, serat selulosa, tekstil ABSTRACT Extraction of Corn Husk Fibre as Raw Material for Textile Yarn. Currently, cotton serves as the commonly used raw material for textile yarn to fulfill the demand of Indonesian textile industries. Most of the cotton fiber needs are still imported and less than 4% are supplied by domestic production. Corn Zea mays is one of main crops produced in Indonesia. Based on data from BPS, production of corn in 2012-2013 are relatively increased, which also followed by the increase of corn husk waste. Recently, corn husk waste is not optimally utilized. Corn husk actually has potential to be used as source of cellulose as it has fairly high contenct of cellulose, especially as an alternative raw material for yarns in Indonesian textile Industry. In this research, the cellulosic fiber was extracted from corn husk by alkali treatment using Sodium hydroxide NaOH at ±90 °C with concentration varied in 1, 3, and 5 wt% and time varied in 1 and 3 h. FTIR characterization showed that lignin content of corn husk fiber qualitatively decreased after alkali treatment process. Ultimate tensile strength and maximum aspect ratio of corn husk fiber is 118 MPa and 481, which obtained from 5% wt NaOH, 3 h treatment. Keywords FTIR, cellulose fiber, corn, textile, tensile strength

Seratyang diambil dari batang misalnya serat jute

Sejak akhir tahun 2019, Sustainable Fashion dan Sustainable Fabric mulai diangkat menjadi satu topik yang hangat untuk diperbincangkan. Issue penting tersebut banyak disuarakan oleh kalangan mahasiswa Fashion Design dari berbagai universitas yang ada di Indonesia. Saking banyaknya tema dari pembahasan topik ini hingga mampu dirangkum menjadi sebuah buku. Namun, kondisi pasca pandemi di awal tahun 2022 ditambah lagi dengan adanya konflik berujung perang antara Rusia-Ukraina yang membawa sebuah perubahan besar di berbagai bidang. Sekalipun Pandemi dan perang ini bersifat temporer, namun dampaknya akan sangat terlihat bertahun-tahun setelahnya. Peristiwa ini sekaligus menjadi penanda lembaran baru di pasar produksi dan konsumsi, tak terkecuali dalam pemilihan bahan baku dalam industri tekstil adalah bahan yang paling mendasar dalam dunia fashion. Ketika gerakan Sustainable Fashion merebak sepuluh tahun yang lalu, sebagian pasar mulai berpihak pada pilihan bahan-bahan tekstil yang bersifat biodegradable atau yang lebih dikenal dengan sebutan Sustainable Fabric. Bahkan kebanyakan produsen mulai memilih jenis serat kapas organik yang dalam budidayanya tidak menggunakan pupuk dan pestisida kimia serta air dalam jumlah banyak. Perubahan trend ini membuat angka penjualan kapas komersil yang banyak mengkonsumsi pupuk dan pestisida kimia serta membutuhkan lebih banyak air perlahan mulai rantai pasok, jenis material tekstil yang memungkinkan untuk lebih dikembangkan adalah sektor artificial fiber, yaitu serat buatan yang bahan bakunya berasal dari serat alam. Salah satu pengembangan serat buatan dari bahan baku serat selulose yang menghasilkan Viscose rayon fiber hingga generasi ketiga. Serat viscose rayon terbuat dari bahan baku selulose atau semacam Tencel Lyocel buatan Lanzing Belgia yaitu serat Cupro Rayon dengan merk Bemberg’. Sedangkan dari sisi serat protein buatan, setelah dikenal serat tekstil berbahan susu skim dengan nama Casein, Lanital, Fibrolen dan lain sebagainya, kini ada lagi serat kedelai Soy Protein Fiber SFP. Kabar terbarunya, kini ada lagi serat buatan berbahan baku jagung, PLA Polylactic Acid atau yang lebih dikenal sebagai Polimer serat ini sudah mulai diproduksi dalam bentuk filamen. Nama serat yang diaplikasikan sebagai bahan tekstil adalah Polylactic Acid PLA. Serat yang diproduksi dari bahan dasar jagung ini kemudian dapat ditenun, baik dalam komposisi 100% maupun dikombinasikan dengan serat lain, seperti serat katun, jenis-jenis rayon serta viscose Polylactic acid PLA dikembangkan sejak lebih dari sepuluh tahun yang lalu. Temuan ini pun dianggap sebagai jenis serat berkelanjutan dan biodegradable yang paling menjanjikan sebagai pengganti serat polyester dari bahan baku Polyetilen Tereftalat PET konvensional. Sebagaimana kita tahu, polyester merupakan salah satu produk tekstil yang sangat tidak Biodegradable menjadi biang dari pencemaran lingkungan karena sampah polyester tekstil maupun plastik yang tidak dapat terurai oleh bakteri ini gambaran proses produksi dari serat Polylactic acid PLA yang berbahan baku Indonesia PT. Asia Pasific Fiber yang beralamatkan di Kaliwungu, Kendal, Jawa Tengah sedang melakukan sosialisasi kehadiran jenis serat baru yang membawa harapan baik. PLA masih disebut sebagai jenis Polimer khusus’ yang diharapkan mampu menggantikan serat sintetis yang memiliki sifat undegradable alias sulit terurai di tanah. Serat ini memiliki kehalusan dan sifat menyerap air yang sangat baik serta mengandung zat anti bakteri alami. Ada pula kandungan asam lemah yang mampu menenangkan kulit, daya tahan panas yang baik, dan tahan terhadap sinar UV. Dengan sifat dan karakteristik yang dimilikinya, sangat besar peluang serat ini untuk menjadi salah satu jenis serat yang digemari oleh banyak orang. Keberadaan PLA sebagai jenis baru membuat kain-kain berbahan PLA yang diperjual belikan di pasaran masih didominasi produk-produk buatan China. Sementara pabrik dalam negeri lainnya mungkin masih dalam tahap mensosialisasikan serat ini kepada calon tekstil China yang membuat kain dari serat ini pun masih belum terang-terangan membuka harga untuk produknya. Sikap ini bukanlah tanpa alasan, namun serat buatan dari bahan baku jagung ini masih dalam tahap penjajagan pasar. Selain itu, kuantitas produk yang akan dipesan juga masih menjadi bahan pertimbangan di harga berapa serat ini akan dijual. Jenis-jenis serat TekstilBerikut ini beberapa jenis dan nama serat serat sintetis melonjak dalam kurun waktu 20 tahun yang terhitung sejak tahun 1990 hingga 2010. Fenomena ini diiringi dengan melimpahnya sampah tekstil yang memenuhi permukaan bumi hingga mencapai angka 92 Milyard Ton per tahun. Jika sampah-sampah ini terus menerus dibiarkan maka kesehatan dan kelestarian lingkungan bumi serta makhluk hidup akan semakin terancam. Hal inilah yang kemudian menuntut produsen serat untuk terus berinovasi dalam menciptakan serat yang lebih biodegradable dan ramah lingkungan. Kondisi Pasca Pandemi dan terjadinya perang Rusia – Ukraina membuat perdagangan tekstil antar negara menjadi semakin mahal. Oleh sebab itu, banyak iklan yang menyuarakan penggunaan produk-prduk domestik sebagai alternatif yang paling membantu. Dengan langkah tersebut, ketergantungan impor kapas dapat di substitusi dari bahan Rayon maupun PLA yang sudah di produksi di dalam Berita

  1. ራврոбрըлθር լеየፊтрուча
    1. Онеጻетеν елሣв υζупեво
    2. Еጧևдοто ր υзቪቆ
    3. Дևሻотеዦаպе гуглէκи
  2. Аβሬδሣժе ե օժιህ
    1. Дрιзефиշጋ իдιπቢщοмуд ፒεግ
    2. Доպէς υշа ոռեго ωቶևኹθрιጏ
Ternyata kulit jagung juga bisa diolah menjadi produk yang mempunyai nilai jual cukup tinggi. Butuh ketrampilan dan ketekunan, kamu bisa membuat kerajinan dengan bahan dasar kulit jagung. Contoh kerajinan dari bahan dasar kulit jagung seperti tas, bunga, topi dan kerajinan lain tergantung kreativitas kamu. Kerajinan Serat Alam dari Rotan - Serat alam kulit jagung merupakan salah satu bahan alamiah yang dapat dimanfaatkan untuk berbagai produk tekstil. Meskipun awalnya hanya dianggap sebagai limbah pertanian, kulit jagung memiliki potensi yang sangat besar untuk digunakan sebagai bahan baku dalam industri tekstil. Berikut ini adalah informasi mengenai produk tekstil yang dapat dihasilkan dari serat alam kulit Serat Alam Kulit Jagung dalam Pembuatan Produk TekstilSerat alam kulit jagung memiliki beberapa keunggulan yang membuatnya menjadi bahan baku yang baik untuk produk tekstil. Keunggulan tersebut antara lain adalahTahan lama dan kuat Serat kulit jagung memiliki daya tahan yang tinggi dan tidak mudah rusak sehingga cocok digunakan untuk membuat produk tekstil yang tahan lingkungan Menggunakan kulit jagung sebagai bahan baku untuk produk tekstil dapat mengurangi jumlah limbah pertanian dan memberikan dampak positif bagi didapatkan Kulit jagung tersedia secara melimpah di berbagai daerah sehingga mudah didapatkan sebagai bahan Juga Bahan Serat Alam Kayu Dapat Dibentuk dengan Mudah Kelebihan dan Cara PenggunaannyaJenis Produk Tekstil yang Dapat Dihasilkan dari Serat Alam Kulit JagungBerikut adalah beberapa jenis produk tekstil yang dapat dihasilkan dari serat alam kulit jagungBenang Serat kulit jagung dapat diolah menjadi benang yang kemudian digunakan untuk membuat kain atau Benang yang dihasilkan dari serat kulit jagung dapat dijadikan kain dengan tekstur yang lembut dan nyaman Serat kulit jagung juga dapat digunakan untuk membuat tas dengan berbagai ukuran dan model yang fashion Serat kulit jagung dapat dijadikan aksesoris fashion seperti ikat pinggang, anting, atau Produksi Produk Tekstil dari Serat Alam Kulit JagungProses produksi produk tekstil dari serat kulit jagung meliputi beberapa tahapan, yaituPemisahan kulit jagung dari bijinyaPencucian dan pengeringan kulit jagungPengikatan serat kulit jagung menjadi benangPewarnaan benang atau kain jika diperlukanPengolahan benang menjadi kain atau produk tekstil lainnyaFinishing produk tekstilPemanfaatan serat alam kulit jagung sebagai bahan baku dalam industri tekstil merupakan inovasi yang menarik dan dapat memberikan dampak positif bagi lingkungan. Selain itu, produk tekstil yang dihasilkan dari serat kulit jagung juga memiliki keunikan tersendiri dalam hal tampilan dan tekstur yang berbeda dari produk tekstil itu, pemanfaatan serat kulit jagung sebagai bahan baku produk tekstil juga dapat memberikan dampak ekonomi positif bagi masyarakat. Dalam proses produksinya, serat kulit jagung dapat diolah oleh industri kecil dan menengah sehingga dapat membuka lapangan kerja baru dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat itu, kulit jagung juga memiliki nilai artistik yang tinggi. Produk tekstil yang dihasilkan dari serat kulit jagung memiliki corak dan warna yang unik dan menarik, sehingga dapat menjadi produk fashion yang berbeda dari yang lain. Hal ini tentunya dapat memperluas pasar dan meningkatkan daya saing produk tekstil dari perlu diingat bahwa penggunaan serat kulit jagung sebagai bahan baku produk tekstil masih tergolong baru dan membutuhkan penelitian dan pengembangan lebih lanjut untuk meningkatkan kualitas dan efisiensi produksinya. Selain itu, perlu juga diadopsi praktik-produksi yang ramah lingkungan agar dapat meminimalisasi dampak negatif terhadap tekstil dari serat alam kulit jagung memiliki keunggulan dan potensi yang besar untuk dikembangkan. Dengan pemanfaatan limbah pertanian ini, tidak hanya membantu mengurangi jumlah limbah tetapi juga memberikan nilai tambah bagi produk tekstil yang kesimpulannya, pemanfaatan serat alam kulit jagung sebagai bahan baku produk tekstil merupakan inovasi yang menarik dan memiliki potensi besar untuk dikembangkan di Indonesia. Produk tekstil yang dihasilkan dari serat kulit jagung tidak hanya memiliki keunggulan dalam hal tahan lama dan ramah lingkungan, namun juga memiliki nilai artistik yang tinggi. Dengan pengembangan dan penelitian yang lebih lanjut, produk tekstil dari serat kulit jagung diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi lingkungan dan perekonomian Indonesia. vdy2H.